Pelatihan Budidaya Tanpa Olah Tanah (TOT), Pembuatan Kompos dan Pengendalian Hama Ulat Grayak pada Tanaman Jagung di Desa Sukarame, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut
Abstrak
Desa Sukarame memerupakan bagian dari Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa ini berada di dataran medium (697 mdpl) dan memiliki luas wilayah yaitu 374,3 ha, yang terdiri dari tanah sawah 92 Ha, tanah kering 224 Ha dan tanah perkebunan 5 Ha. Jumlah penduduk Desa Sukarame sebanyak 6.169 jiwa dan mayoritas adalah sebagai buruh tani. Petani di Desa Sukarame umumnya bertanam tanaman padi sawah dan tanaman jagung sebagai tanaman utama. Pola tanam yang biasa dilakukan di Desa Sukarame adalah Padi-padi-jagung. Sistim tanam tanaman jagung adalah secara konvensional yaitu persiapan tanah, pencangkulan tanah dua kali kemudian penanaman. Sistim penanaman ini memerlukan tenaga kerja dan upah yang tinggi, sehingga pendapatan petani jadi berkurang. Sistim penanaman pada tanaman padi sawah dan tanaman jagung di Desa Sukarame adalah secara konvensional yaitu masih menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organic atau kompos belum banyak digunakan para petani di Desa Sukarame, walaupun bahan pembuatan pupuk organic seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian dan peternakan banyak tersedia di wilayah Desa Sukarame. Penggunaan pupuk organic atau kompos selain bisa menyuburkan tanah dalam jangka panjang juga bisa mengurangi biaya produksi. Pembuatan pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, rumah tangga dan kotoran ternak ini belum banyak dikenal di Desa Sukarame. Pelatiahan yang telah dilaksanakan telah memiliki dampak sebagai berikut: (1) Pengetahuan dan ketrampilan petani khususnya peserta kegiatan bertambah dengan adanya penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organic atau kompos yang baik dan benar. (2) Masyarakat sasaran bertambah pengetahuannya tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia. (3) Masyarakat tani tanggap dan termotivasi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mulai menggunakan pupuk kompos, karena penggunaan pupuk kompos dalam jangka Panjang bisa menyuburkan tanah.
Referensi
Rachman Sutanto, 2006. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta
Srinivasan, P. 2003. Paraquat aunique contributor to agriculture and sustainable development. Melalui http://www. Marshal.org/article.php/id.
Sastroutomo, S.S. 1992. Pestisida. Dasar-dasar dan dampak penggunaannya. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2023 Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.