PENGARUH TRADISI KRITIK BARAT DAN ASIAN VALUES DALAM MEMBENTUK TRADISI KRITIK INDONESIA
Pengaruh Tradisi Kritik Barat dan Asian Values dalam Membentuk Tradisi Kritik Indonesia
Kata Kunci:
tradisi kritik Barat, Asian values, tradisi kritik Indonesia, Syuman Jaya, Utuy Tatang SontaniAbstrak
Tradisi kritik mulai tumbuh dan berkembang pada masa Pencerahan (Enlightenment era) di Eropa. Era Pencerahan membawa perubahan pemikiran manusia menjadi lebih logis, sistematis dan kritiks. Pencerahan meletakkan landasan intelektual bagi tradisi kritik Barat dengan mengedepankan nalar, individualisme, hak asasi manusia, dan komitmen terhadap penyelidikan empiris. Jauh setelah itu, pada masa Orde Baru, pemerintah Indonesia memberlakukan “Asian values” (“nilai-nilai Asia”) yang coba diimplementasikan melalui Pancasila. Asian values-lah yang membentuk tradisi kritik khas Indonesia yang muncul pada masa Orde Baru. Melalui kajian ini, penulis ingin mengemukakan bahwa terdapat dua konsep yang memengaruhi tradisi kritik di Indonesia. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tradisi kritik Barat dan Asian values memengaruhi terbentuknya tradisi kritik Indonesia yang kita kenal sekarang. Penulis menggunakan metode kajian literatur dalam artikel ini. Penulis mengumpulkan berbagai referensi, mulai dari buku, artikel jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian, hingga sumber-sumber referensi yang berasal dari internet. Seluruh sumber tersebut mencakup konsep-konsep mengenai kritik secara umum, tradisi kritik Barat, Asian values dan referensi-referensi lain yang relevan dengan konsep-konsep tersebut. Hasil menunjukkan bahwa terdapat dualisme tradisi yang memengaruhi tradisi kritik Indonesia, yaitu tradisi kritik Barat yang ciri-cirinya dipengaruhi era Pencerahan di Eropa dan tradisi kritik yang dipengaruhi Asian values dan otoritarianisme. Di satu sisi, sejumlah kritikus dan budayawan Indonesia cenderung menggunakan cara kritik Barat yang lahir dari era Pencerahan dalam karya-karya yang mereka hasilkan. Di sisi lain, Asian values juga memegang peranan penting dan memiliki pengaruh besar dalam terbentuknya tradisi kritik Indonesia yang bersifat tidak langsung dan mengedepankan harmoni.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2024 Rangga Saptya Mohamad Permana, Undang Ahmad Darsa, Elis Suryani Nani Sumarlina

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.