KONFLIK ANTARA SULTAN AGENG TIRTAYASA DENGAN VOC DAN SULTAN HAJI

KONFLIK ANTARA SULTAN AGENG TIRTAYASA DENGAN VOC DAN SULTAN HAJI

https://doi.org/10.61296/kabuyutan.v3i1.225

Penulis

Kata Kunci:

Konflik, kudeta, heuristik, pendekatan, eksplanasi

Abstrak

Sultan Ageng Tirtayasa, sejak naik tahta di Kesultanan Banten pada tahun 1651, didera konflik dengan VOC yang bertubi-tubi. Peperangan pun terjadi berulang-ulang di Teluk Banten dan sekitarnya. Setelah berkuasa cukup lama, Sultan Ageng Tirtayasa juga konflik dengan putra mahkota yaitu Sultan Haji. Konflik ini berakhir dengan tragis, Sultan dipenjara di Batavia dari th 1681 hingga meninggal di penjara sepuluh tahun kemudian. Yang akan diteliti di sini adalah apa penyebab konflik Sultan Ageng Tirtayasa dengan kedua pihak. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode sejarah kritis yang terdiri atas empat tahap yaitu pertama, tahap heuristik, kedua, tahap kritik eksternal dan internal, ketiga, tahap interpretasi, dan keempat, tahap historiografi. Untuk mendapatkan eksplanasi tentang penyebab konflik, penulis melakukan pendekatan multidimensi yaitu meminjam teori Ilmu-ilmu sosial yang memiliki daya penjelas atau daya analitis yang lebih besar. Namun pendekatan ini tidak dituliskan secara eksplisit, namun secara implisit yang terefleksikan dalam hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan VOC adalah perbedaan kepentingan. Sultan Ageng Tirtayasa menganggap bahwa Kesultanan Banten adalah pemegang hegemoni satu-satunya sedangkan VOC mau memonopoli perdagangan rempah-rempah khususnya lada. Penyebab konflik dengan Sultan Haji adalah karena putra mahkota ingin segera naik tahta ketika ayahnya masih menjadi sultan dan untuk itu ia melakukan kudeta dengan meminta dukungan musuh ayahnya yaitu VOC.

Diterbitkan

2024-03-05