Naskah ini versi lama yang diterbitkan pada 2022-06-13. Baca versi terbaru.

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM NASKAH SUNDA KUNO DAN KOMUNITAS ADAT KAMPUNG NAGA

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM NASKAH SUNDA KUNO DAN KOMUNITAS ADAT KAMPUNG NAGA

https://doi.org/10.61296/kabuyutan.v1i1.26

Penulis

  • Elis Suryani Nani Sumarlina Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
  • Rangga Saptya Mohamad Permana Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
  • Ike Rostikawati Husen Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Kata Kunci:

Sistem Pembagian Kekuasaan; Kepemimpinan; Naskah; Sunda Kuno; Kampung Naga

Abstrak

Suatu bangsa mampu menghasilkan pemimpin yang handal, namun belum tentu mampu memiliki negarawan
yang unggul. Untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat, berkualitas, dan bijaksana, ia harus mampu berperilaku
sebagai negarawan, artinya seorang negarawan harus menjadi seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin belum tentu
dapat bertindak sebagai seorang negarawan, jika ia atau dia tidak bisa berkomunikasi dan berpolitik dengan baik. Sistem
pembagian kekuasaan dan kepemimpinan raja-raja Sunda pada masa lalu, erat kaitannya dengan etika, sistem pemerintahan,
dan komunikasi politik, yang terungkap dalam Sanghyang Siksakandang Karesian, Fragmen Carita Parahiyangan,
Sanghyang Hayu, Amanat Galunggung atau Darmasiksa, Sewaka Darma, dan naskah Sunda kuno lainnya dari abad XVI
M, yang masih mewujud dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat adat Kampung Naga, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya. Naskah Sunda Kuno umumnya terbuat dari lontar, ditulis dengan huruf dan bahasa Sunda Kuno, yang sulit
dibaca, serta harus melibatkan ahli yang benar-benar memahami karakter, bahasa, dan budaya pada masanya, sedangkan ahli
di bidang aksara Sunda Kuno dan bahasa masih sangat jarang. Untuk itu diperlukan penggalian, penelitian, dan kajian agar
isi yang terpendam di dalamnya dapat terungkap dan dikaji lebih dalam, untuk tata kelola yang lebih baik, dan agar generasi
muda Sunda khususnya mengetahui dan berpartisipasi dalam peran melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal yang
tersisa dari budaya Sunda, sebagai identitas orang Sunda. Metode analisis deskriptif yang akan digunakan berusaha untuk
mendeskripsikan data secara rinci dan cermat, menganalisisnya dengan cermat, dan membandingkannya tepat sasaran,
melalui pendekatan kritik tekstual, kajian budaya, dan kajian historiografi, yang digunakan untuk mengungkap isinya. teksteks
Sunda Kuna yang terkubur di dalamnya, yang berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan sistem kepemimpinan.

Diterbitkan

2022-06-13

Versi