PEMAKAIAN VOKATIF PENGHORMATAN ADÉN DAN DÉN ‘TUAN’ BAHASA SUNDA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK
Kata Kunci:
vokatif penghormatan; vokatif kombinasi; hubungan sosial; tingkat tutur; sosiolinguistikAbstrak
Bahasa Sunda sebagai salah satu bahasa alamiah dengan jumlah penutur kedua terbanyak di Indonesia kaya dengan vokatif. Salah satu jenis vokatif ini adalah vokatif penghormatan. Di antara vokatif penghormatan ini adalah vokatif Adén dan Dén ‘Tuan’. Artikel ini membahas kedua vokatif ini. Penelitian vokatif ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan metode distribusional. Sumber data yang digunakan merupakan sumber data tertulis tunggal, yaitu novel berjudul Kembang Rumah Tangga edisi 1996 karya Tjaraka. Berdasarkan pengematan ditemukan 33 data tuturan yang memuat vokatif penghormatan Adén dan Dén, yaitu 28 tuturan memuat vokatif Dén ‘Tuan’, 4 tuturan memuat vokatif penghormatan Adén ‘Tuan’, dan 1 tuturan memuat vokatif kombinasi penghormatan dan nama diri, yaitu Dén Sujana ‘Tuan Sujana’. Secara morfologi, vokatif Dén merupakan penggalan dari vokatif Adén. Ketiga macam vokatif penghormatan tersebut digunakan oleh penutur terhadap mitra tutur dalam hubungan sosial yang berbeda. yaitu (1) pembantu-majikan, dan (2) kenalan. Hubungan sosial pembantu-majikan terdapat pada 12 tuturan, sedangkan kenalan terdapat pada 21 tuturan sehingga hubungan sosial kenalan lebih mendominasi. Pemakaian ketiga macam vokatif kehormatan tersebut secara sosiolinguistik terkait pula dengan kesantunan, yakni pemakaian vokatif kombinasi Dén Sujana lebih santun dibandingkan dengan vokatif tunggal Adén dan Dén. Pemakaian vokatif Adén lebih santun dibandingjan dengan pemakian vokatif penggalan Dén. Pemakaian ketiga vokatif tersebut oleh penutur terhadap mitra tutur terdapat dalam tingkat tutur kode hormat.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.