Nilai Kepentingan Budaya (Index Of Cultural Significance) Plasma Nutfah Pisang Lokal (Musa Spp.) di Garut Selatan
Abstrak
Pisang (Musa spp.) adalah salah satu buah yang berasal dari Asia Tenggara dan kini telah tersebar keseluruh dunia. Pisang merupakan tanaman rakyat yang dapat tumbuh di hampir seluruh tipe agroekosistem dan sangat beragam jenis-jenisnya. Terkait dengan adanya ancaman terhadap keberadaan plasma nutfah dan pengetahuan masyarakat lokal maka solusi untuk mencegahnya adalah dengan kajian etnobotani. Wilayah Kecamatan Cibalong Garut Selatan merupakan salah satu sentra produksi dan komoditi unggulannya pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidetfikasi berbagai jenis pisang (Musa spp.) yang dapat dijadikan sumber plasma nutfah yang berpotensi berbasiskan studi etnobotani di daerah Kecamatan Cibalong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai bulan Maret 2023 di Kecamatan Cibalong Garut Selatan. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan penentuan lokasi berdasarkan metode purposive sampling dan menggunakan pendekatan partisipatif PRA (Participatory Rural Apraisal). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kecamatan Cibalong memiliki indeks keragaman tanaman pisang sebesar 1,43 tergolong sedang dengan jenis pisang yang mendominasi secara berurutan berdasarkan nilai INP (Indeks Nilai Penting) yaitu Pisang Nangka (88,56%), Pisang Ambon (38,78%), dan Pisang Kapas (37,19%). Berdasarkan analisis Nilai Indeks Cultural Significance Tanaman Pisang di Kecamatan Cibalong diketahui bahwa Pisang Ambon dan Pisang Ambon Jepang dengan nilai ICS masing masing adalah 52 yang memiliki nilai manfaat yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Cibalong Pisang ambon yang mendominasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan pisang ambon yang tinggi juga.
Referensi
Azhar, R. 2004. “ Pengembangan Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Garut .” 7(2).
Cahyono, B. 2002. Pisang Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.
Eni, N. N. S., Sukenti, K., Muspiah, A., dan Rohyani, I. . (2019). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Komunitas Hindu Desa Jagaraga, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Biotropika: Journal of Troical Biology, 7(3), 121–128. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2019.007.03.5
Hapsari, L. 2011. Dua Dasawarsa Koleksi Pisang (Musaceae) Kebun Raya Purwodadi (990–2010). Berk. Penel. Hayati Ed. Khusus 5A(November): 147–151.
Martin,G.J. 1995. Ethnobotany : A methods manual. Chapman & Hall.London
Prayoga, M. K. 2011. Keragaman dan Kekerabatan Jenis Pisang (Musa spp.) di Jawa Barat Berdasarkan Karakter Morfologi dan Agronomi. Skripsi. Jatinangor. Tidak dipublikasikan.
Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati. Semin. hasil-hasil Penelit. Ilmu Hayat: 214–229.
Rais, S.A. 2004. Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan di Provinsi Kalimantan Barat. 10(1): 23–27.
Simmonds, N.W., and K. Shepherd. 1955. The Taxonomy And Origins Of The Cultivated Bananas. Bot. J.Linn.Soc.Lond.
Simmonds N.W. 1996. Bananas. New York: Longman Inc.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2023 Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.