VARIAN KOSAKATA KULINER TRADISIONAL SUNDA BERBAHAN SINGKONG, TAHU, DAN ONCOM ( KASUS DI KOTA BANDUNG)
VARIAN KOSAKATA KULINER TRADISIONAL SUNDA BERBAHAN SINGKONG, TAHU, DAN ONCOM ( KASUS DI KOTA BANDUNG)
Abstrak
Kota Bandung merupakan kota multikultur sebagai tujuan pariwisata yang populer dengan sebutan kota kuliner. Seiring dengan kebutuhan kuliner, produktivitas menu baru sangat tinggi dengan nama-namanya yang baru. Dari satu nama makanan “tahu” muncul kosakata lain seperti tahu gejrot, tahu hot jeletot, tahu isi, bakso tahu, bakso tahu goreng (batagor), tahu bulat, goreng tahu, pais tahu, tahu burintik, kupat tahu, angeun tahu dll. Munculnya kosakata-kosakata tersebut merupakan cermin perkembangan budaya dan identitas masyarakat pemilik kosakata tersebut. Kajian ini merupakan kajian kebahasaan yang terkait dengan budaya yang bertujuan mendeskripsikan bentuk lingual dari jenis-jenis kosakata yang terkait dengan kuliner. Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yang dilanjutkan dengan teknik catat yaitu dengan mencatat kosakata-kosakata nama kuliner di kota Bandung. Data dianalisis dengan pendekatan struktural dan kultural (Riley, 2008). Hasil penelitian ini memberikan perspektif budaya dan identitas Sunda dalam memandang tata nama kuliner sebagai kajian antroponomenika.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2024 Nani Sunarni

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.