MENAFSIR TANDA DALAM CARITA PARAHYANGAN: PERSPEKTIF LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE
Kata Kunci:
Ferdinand de Saussure, semiotika, tanda, Carita Parahyangan, naskah SundaAbstrak
Carita Parahyangan merupakan salah satu naskah penting dalam tradisi sastra Sunda Kuno yang memuat unsur sejarah, mitologi, serta legitimasi kekuasaan politik kerajaan-kerajaan Sunda. Artikel ini menganalisis Carita Parahyangan melalui pendekatan semiotika struktural Ferdinand de Saussure dengan fokus pada konsep dasar tanda sebagai relasi antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Melalui kajian terhadap kosakata simbolik seperti prabu, hyang, dan tapa, penelitian ini mengungkapkan bahwa makna dalam teks dibentuk secara arbitrer dan ditentukan oleh sistem nilai sosial dan budaya masyarakat Sunda. Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana bahasa dalam naskah bukan sekadar alat penyampai informasi, melainkan juga sistem tanda yang mengonstruksi makna-makna ideologis. Hasil kajian ini menempatkan Carita Parahyangan sebagai teks yang mencerminkan struktur kultural yang tertanam dalam sistem linguistiknya.
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2025 Ferry Parsaulian Pakpahan, Nana Suryana

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.