TINJAUAN KONVENSI PUISI (PUPUH DAN SYAIR) DALAM NASKAH WAWACAN RAWI MULUD

TINJAUAN KONVENSI PUISI (PUPUH DAN SYAIR) DALAM NASKAH WAWACAN RAWI MULUD

https://doi.org/10.61296/jkbh.v6i2.243

Penulis

Kata Kunci:

Wawacan Rawi Mulud; naskah; pupuh; syair

Abstrak

Wawacan Rawi Mulud (WRM) merupakan naskah yang bernuansa keagamaan, yakni agama Islam. Secara garis besar WRM menceritakan tentang proses turun-temurunnya Nur Muhammad. Naskah ini berasal dari Tasikmalaya namun menurut kolofon naskah, naskah ini ditulis di Sumedang. WRM ini tidak seperti wawacan pada umumnya karena selain dibangun oleh pupuh juga dibangun oleh syair. Total secara keseluruhan jumlah bait dalam WRM berjumlah 773 bait yang terbagi menjadi 38 kanto. Bait-bait dalam WRM tersebar dalam 9 Syair dan 13 Pupuh. Adapun ketiga belas pupuh tersebut adalah: Sinom, Asmarandana, Dangganggula, Pangkur, Kinanti, Kumambang, Mijil, Pucung, Durma, Gambuh, Magatru, dan Wirangrong. dari syair dan pupuh yang disajikan dalam WRM beberapa di antaranya tidak sesuai dengan pola metrum yang telah baku. Pada syair secara umum jumlah suku kata adalah 10 namun ditemukan juga yang berjumlah 9. Kemudian pada pupuh untuk Mijil terjadi perubahan Guruwilangan (jumlah suku kata) padalisan (baris) empat dari 10 menjadi 9. Kemudian pola metrum Gambuh terjadi perubahan Guruwilangan (jumlah suku kata) padalisan (baris) pertama dari 7 menjadi 8.

Referensi

Adiwidjaja, 1948. Kasoesastraan Soenda II. Djakarta: Balai Poestaka.

Baried dkk, Siti Baroroh. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.

Darsa, Undang Ahmad. 2002/2003, Metode Penelitian Filologi. Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

------------- 2002. Ancangan Kerja Filologi (makalah). Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Djajasudarma, Fatimah dan Idat Abdulwahid. 1987. Gramatika Sunda. Bandung: Paramaartha.

Djamaris, Edward. 1977. Filologi dan Cara Kerja Pendidikan Filologi Masalah Bahasa dan Sastra, No. 1 th. III. Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ekadjati, Edi S. 1988. Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Unpad kerjasama dengan The Toyota Fundation.

------------- 1999. Direktori Naskah Nusantara. Jakarta: Manassa-Yayasan Obor Indonesia.

------------- dan Undang Ahmad Darsa. 2000. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jawa Barat Koleksi Lima Lembaga. Bandung: Yayasan Obor Indonesia.

Fang, Liaw Yock. 1993. Sejarah Kesusastraan Melayu. Jakarta: Erlangga.

FPBS, IKIP. 1990. Palanggeran Éjaan Basa Sunda. Bandung: Rahmat Cijulang.

Hermansoemantri, Emuch. 1970. Sajarah Sukapura: Sebuah Telaah Filologis (desertasi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Ikram, Achadiati. 1995. Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya.

Noorduyn. 1975. Dasar-Dasar Filologi. Makalah catatan kuliah dasar.

Rosidi, Ajip. 1966. Kesusastraan Sunda Dewasa Ini. Bandung: Tjupu Manik.

Robson. S. O. 1978. Pengkajian Sastra Tradisional Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

--------------1994. Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: Publikasi bersama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Universitas Leiden Belanda.

Salmun, M. A. 1963. Kandaga Kasusastraan Sunda. Djakarta: Ganaco.

Sastrawijaya dkk, Maryati.1995. Antologi Puisi Sunda. Jatinangor: Fasa Unpad

Sopian, Rahmat. 2005. Wawacan Rawi Mulud: Sebuah Kajian Naskah Disertai Suntingan Teks (Skripsi). Jatinangor: Fasa Unpad

Kamus:

Depdiknas. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

LBSS. 1985. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate.

Sumarlina, Elis Suryani Nani dan Undang Ahmad Darsa. 2003. Kamus Bahasa Sunda Kuno Indonesia. Jatinangor: Alqaprint.

Diterbitkan

2024-06-19

Artikel Serupa

1 2 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.