MEWUJUDKAN CITARUM HARUM MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR BANTARAN SUNGAI

MEWUJUDKAN CITARUM HARUM MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR BANTARAN SUNGAI

https://doi.org/10.61296/jkbh.v5i3.174

Penulis

  • Agus Setiaman Universitas Padjadjaran

Kata Kunci:

Pemberdayaan, Pembangunan, Partisipasi, Masyarakat

Abstrak

Pola pembangunan yang berorientasi pada masyarakat maka titik tekan ada pada pemberdayaan dimana pengalaman nyata masyarakat dalam melakasanakan pembangunan merupakan modal pembangunan itu sendiri. Dengan daya inisiatif, dan daya kreasi serta daya imajinasinya warga masyarakat menempatkan diri sebagai sumber daya pembangunan, pembangunan materi bukan pusat dari semua pembangunan yang dilaksanakan akan tetapi pembangunan spiritual juga menjadi pusat perhatian dalam membangun masyarakat, dengan demikian pembangunan menghendaki keseimbangan antara pembangunan material dan pembangunan spiritual.
Kekuatan-kekuatan potensial yang dimiliki individu dan organisasi atau kelompok-kelompok sosial yang hidup dalam masyarakat diharapkan dapat mendukung penyebaran kegiatan pembangunan yang dilakukan, antara lain dalam penyebaran difusi dan inovasi. Hal yang harus diperhatikan dalam hal ini pencapain tujuan pembangunan tidak akan berhasil secara optimal manakala suatu sistem pembangunan tidak di dukung oleh partispasi masyarakat sebagai subjek pembangunan itu sendiri.
Komunikasi pemberdayaan merupakan proses komunikasi yang tujuannya adalah terjadinya tumbuh kembang motivasi dan kesempatan warga masyarakat memiliki saluran komunikasi sehingga warga masyarakat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kajian komunikasi pemberdayaan masyarakat berfokus pada komunikasi pembangunan yang mendorong dan memotivasi kegiatan pembangunan dengan pelibatan warga masyarakat sebanyak-banyaknya. Dengan demikian seluruh proses komunikasi dalam konteks pemberdayaan masyarakat memfokuskan pada komunikasi yang bersifat dialogis, interaktif dan bersifat dua arah. Dalam pemberdayaan masyarakat, berbagai kegiatan atau proyek pembangunan lebih menempatkan masyarakat sebagai subyek yang memiliki berbagai sisi kemanusiaannya, baik berupa keinginan, cita-cita, daya, nilai-nilai, budaya dan peradaban, dan sebagainya.

Referensi

Budiman, Arief. 2010. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: P.T. Gramedia.

Depari, Eduard dan Collin McAndrew. 2011. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Dinamika Komunikasi, Bandung: P.T. Remaja Karya.

Freire, Paulo. 2014. Pendidikan sebagai Praktek Pembebasan. Jakarta: P.T. Gramedia.

Harun, Rochajat, H. dan Elvinaro Ardianto. 2015. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial: Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis. Jakarta: Rajawali Press.

Jahi, Amri (Penyunting). 2013. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Jayaweera, Neville dan Sarath Anumugama. 2007. Rethinking Development Communication. Singapore: AMIC.

Hikmat Harry, Kusnaka Adimihardja, 2001, Pembangunan Partisipatif, Bandung, Rosdakarya

Nasution, Zulkarimen. 2008. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Rogers, Everett M. (Editor). 2009. Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis. Penerjemah: Dasmar Nurdin. Jakarta: LP3ES.

Pranaka,A.M.W.,dan Onny S.Prijono,(eds.). 2006. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Soekanto, Soerjono. 1990. ”Sosiologi Suatu Pengantar”. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Diterbitkan

2023-10-06

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>