PENGGUNAAN FATIS DEULEU DALAM BUKU FIKSI BERBAHASA SUNDA

PENGGUNAAN FATIS DEULEU DALAM BUKU FIKSI BERBAHASA SUNDA

https://doi.org/10.61296/jkbh.v6i1.215

Penulis

Kata Kunci:

fatis deuleu, sosiolinguistik dan semantik, tingkat tutur kode akrab, hubungan sosial, makna gamatikal.

Abstrak

Penelitian penggunaan fatis deuleu dalam fiksi berbahasa Sunda ini bersifat deskriptif- kualitatif. Data disajikan menggunakan metode simak, yakni simak bebas libat cakap. Data dianalisis menggunakan metode padan referensial dengan pendekatan sosiolinguistik dan semantik. Sumber data sampel yang digunakan berjumlah sembilan buku fiksi berbahasa Sunda dengan pertimbangan terdapatnya sampel data yang diperlukan di dalamnya. Berdasarkan pengamatan atas sumber data tersebut, dipilihlah 28 data kalimat yang di dalamnya memuat fatis deuleu. Dari semua data tersebut penggunaan fatis deuleu ditemukan hanya terdapat dalam tingkat tutur kode akrab. Selanjutnya, ditemukan empat hubungan sosial antara penutur dan mitra tutur dalam penggunaan fatis deuleu ini, yaitu (1) ketetanggaan, (2) kekerabatan, (3) pertemanan, dan (4) kenalan baru dengan jumlah data masing-masing 13, 8, 6, dan 1. Selanjutnya, jika diamati berdasarkan makna konteks kalimat, fatis deuleu yang terdapat dalam kalimat eksklamatif ini dalam penuturan memiliki sebelas jenis makna gramatikal, yaitu (1) menegaskan ketidaksetujuan,1 data, (2) menegaskan kemarahan, 9 data, (3) menegaskan sanggahan, 5 data, (4) menegaskan penjelasan, 6 data, kemudian (5) menegaskan kekagetan, (6) meminta tidak terburu-buru, (7) menegaskan perintah, (8) menegaskan alasan, (9) menegaskan ejekan, (10) menegaskan penyesalan, dan (11) menegaskan larangan, masing-masing ada 1 data. Dengan demikian, penggunaan fatis deuleu dalam buku fiksi berbahasa Sunda hanya digunakan dalam tingkat tutur kode akrab dengan hubungann sosial penutur dengan mitra tutur cenderung ketetanggaan serta dengan makna gramatikal kalimat penutur terhadap mitra tutur menegaskan kemarahan.

Diterbitkan

2024-02-06