SISI SOSIOLINGUISTIK PENGGUNAAN VOKATIF PENGGALAN BAHASA SUNDA DALAM NOVEL KABANDANG KU KUDA LUMPING

SISI SOSIOLINGUISTIK PENGGUNAAN VOKATIF PENGGALAN BAHASA SUNDA DALAM NOVEL KABANDANG KU KUDA LUMPING

https://doi.org/10.61296/jkbh.v4i3.71

Penulis

  • Wahya Wahya Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
  • R. Yudi Permadi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
  • Taufik Ampera Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Kata Kunci:

vokatif, vokatif penggalan, sosiolinguistik, hubungan sosial, tingkat tutur.

Abstrak

Vokatif merupakan unsur universal bahasa yang digunakan penutur untuk memanggil pertutur. Secara bentuk, vokatif ada dua, yaitu bentuk utuh dan bentuk penggalan. Tulisan ini membahas vokatif bentuk penggalan. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan metode distribusional dan padann. Sumber data penelitian berupa novel berbahasa Sunda berjudul Kabandang ku Kuda Lumping (2018) karya Ahmad Bakri. Berdasarkan sumber data yang digunakan diperoleh 34 data yang memuat vokatif dalam bentuk penggalan, yaitu 31 data memuat vokatif nama diri dan 3 data memuat vokatif kekerabatan. Dari 31 data vokatif nama ditemukan 6 vokatif nama diri yang berbeda, yaitu Mod, Asan, Jang, Léh, Téng, dan Yib yang masing-masing merupakan penggalan dari Emod, Marhasan, Ujang, Aléh, Oténg, dan Oyib. sedangkan vokatif kekerabatan yang berbeda ada 2, yaitu Ki dan Mang, yang masing-masing merupakan penggalan dari Aki ‘Kakek’ dan Emang ‘Paman’. Hubungan sosial yang terdapat di antara penutur dan petutur adalah 26 merupakan hubungan sosial pertemanan, 2 hubungan sosial ketetanggaan, 5 hubungan sosial kenalan baru, dan 1 hubungan sosial suami-istri. Adapun dari sisi pemakaian tingkat tutur, 33 data menunjukkan tingkat tutur kode akrab dan 1 data menunjukkan tingkat tutrur kode hormat. Tingkat tutur kode hormat hanya ditemukan satu data, yakni antara Ujang Udin dengan Aki Uda, yang memiliki hubungan sosial ketetanggan. Dengan demikian, dari hasil analisis di atas, vokatif bentuk penggalan didominasi vokatif nama diri, hubungan sosial antara penutur dan petutur merupakan hubungan pertemanan, dan tingkat tutur didominasi kode akrab.

Referensi

Quirk, R., & Greenbaum, S. (1983). A University Grammar of English (4th ed.). Longman.

Sudaryat, Y., Prawirasumantri, A., & Yudibrata, K. (2013). Tata Basa Sunda Kiwari. Yrama Widya.

Wahya, Wahya. (2019). Proceeding 7th Annual Internasional Conference on Linguistics Setali 2019 The Existence of Language in The Industrial Revolution Era 4.0 (A. D. Bachari, F. Aulawy, M. A. Putri, M. F. J. Sudding, & N. Usman (eds.); pp. 1009--1016).

Wahya, Wahya, Permadi, R. Y., & Ampera, T. (2021). Penggunaan Vokatif Nama Diri Dalam Carita Nyi Halimah Karya Samsoedi. Metahumaniora, 11(2), 207. https://doi.org/10.24198/metahumaniora.v11i2.35429

Wahya, Wahya, Lyra, H. M., & Permadi, R. Y. (2020). Fatis Bahasa Sunda dalam Perspektif Sosiolinguistik (T. Ampera (ed.); 1st ed.). Unpad Press.

Wahya, Wahya, Permadi, R. Y., & Ampera, T. (2022). Vokatif Kesayangan Bahasa Sunda dalam Perspektif Sosiolinguistik. Kabuyutan: Jurnal Kajian Ilmu Sosial Dan Humaniora Berbasis Kearifan Lokal, 1, 53--57.

Diterbitkan

2022-10-07

Artikel Serupa

<< < 1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.